Minggu, 17 Juni 2012

Cukup Satu

Kini ku tau mengapa pelangi penuh akan warna
Aku senang sekali tertawa
Meski hatiku sebenarnya tercabik-cabik
Tersenyum merupakan favoritku
Ketika bibir ini menyimpulkan senyum
Segalanya terasa membaik
Dan kembali normal
Aku teringat akan pertanyaan seseorang
Pernahkah kamu berbicara dan bercerita dengan orang yang paling dekat denganmu?
Tentu saja sering, jawabku
Aku sering berbincang dengan sahabat paling setia dihidupku
Yaitu binatang
Selain mereka aku tak percaya dengan siapa-siapa lagi
Ketika ketakutan dan tubuhku penuh dengan lebam membiru hanya mereka pengobat segalanya
Sejujurnya aku tak ingin hidup lama disini
Banyak bau busuk ditiap kata yang kudengar
Dan aku seperti mayat hidup yang bernyawa

Namun seluruh organ perasanya telah turun mesin
Terbalut dengan rasa benci kesedihan takut dan putus asa
Mungkin aku hanya bisa menari lewat jemari yang senantiasa menorehkan lembar-lembar kata untuk melepaskan kekecewaan
Aku mulai sakit dan keracunan kata-kata penuh jejak kesepian
Tak ada lagi penawar
Di tiap-tiap lorong kehidupanku hanya penuh topeng
Terus berusaha seperti tak terjadi apa-apa
Terus berusaha kuat
Bangkit
Namun mudah goyah dan tumbang
Warna dihidupku hanya satu
Hanya mereka alam dan isinya 
Aku terus berusaha menjaga dan merawatnya
Hanya karena mereka aku senantiasa tersenyum melupakan kerlap-kerlip Neraka

http://www.majalahinspirasi.net/2012/06/cukup-satu.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar