Selasa, 30 Agustus 2011

TEH (Minuman Nikmat Menyehatkan)






Teh adalah minuman yang sangat mendunia, sampai dikenal budaya minum teh di masyarakat mancanegara, seperti di masyarakat Jepang maupun China. Khasiat teh telah lama dikupas banyak media. Untuk menyegarkan kembali, apa sajakah 
manfaat teh selain sebagai pelega dahaga? Simak keteangan lengkapnya !

Minum teh hangat yang harum di pagi hari, alangkah nikmatnya. Secangkir teh memang bisa mengawali hari hingga membuat diri kian bergairah berkarya. Begitu pula jika mengulangi 'ritual' minum teh ini pada malam hari. Tubuh yang lelah setelah seharian beraktivitaspasti akan terasa segar kembali. Bila diminum siang hari dicampur es? Alamak, segarnya! Sebenarnya darimana asal muasal teh?

Teh merupakan tanaman semak yang tumbuh di Tibet, China bagian barat dan India bagian utara. Menurut legenda, saat memerintah China sekitar tahun 2737 sebelum Masehi, seorang raja bernama Chen-nung pernah merebus air di bawah pohon teh. Ia memetik beberapa daun teh, lalu memasukannya ke dalam air rebusan. Begitu dicicipi, Chen-nung  sangat terkejut, karena mencicipi rasa dan aroma teh yang nikmat.

Sejak saat itu  teh sangat populer di China, mengalahkan kopi dan minuman lainnya. Selanjutnya antara tahun 709-784 tanaman teh dibawa para Pendeta Budha ke Jepang. Bangsa Eropa mengenal teh pertama kali pada abad 17, yaitu ketika kapal-kapal dagang VOC membawa daun teh ke Belanda. Teh pun mulai menyebar ke Perancis, Rusia, Jerman dan daerah lainnya. Rakyat Indonesia sendiri mengenal teh ketika diperkenalkan oleh seorang dokter Jerman, dr Andreas Clever sekitar tahun 1864.

Secara garis besar ada dua jenis teh, yaitu Camellia Sinensis Varietas Assamica yang diolah menjadi teh hitam dan Camellia Sinensis Varietas Sinensis, bahan baku teh oolong dan teh hijau. Varietas teh ini banyak ditanam di China dan Jepang karena bercitarasa khas dan dipercaya berkhasiat bagi kesehatan. Adapun citarasa dan khasiat seduhan teh dipengaruhi banyak faktor, antara lain jenis tanaman, sistem pemetikan dan teknik pengolahannya.

Manfaat Teh

Meski bukan tergolong 'obat', teh mengandung banyak manfaat yang baik bagi tubuh. Dari hasil penelitian diketahui, bahwa teh mengandung senyawa polifenol, teanin, kandungan mineral dan alkaloid yang penting untuk kesehatan. Dalam teh juga terdapat vitamin C, vitamin E dan beta karoten  yang dapat memerangi radikal bebas. Diketahui, radikal bebas adalah musuh besar kesehatan (penyakit jantung, kanker dan penyakit degeneratif lainnya) serta kecantikan (penuaan dini, kulit keriput dan sebagainya). Katekin, yang memiliki banyak manfaat seperti antibakteri untuk mencegah plak atau karang gigi dan menurunkan kadar kolesterol, juga ada dalam teh. kandungan kafeinnya lebih kecil sehingga peminumnya segera merasa segar.

Tetapi meminumya jangan berlebihan. Menurut pengalaman selama ribuan tahun, konsumsi teh harus dibatasi hingga maksimal lima cangkir sehari saja. Cara meminumnya pun harus diperhatikan. Pertama, seduh teh dengan air panas agar enzim di dalamnya dapat keuar secara maksimal, lalu rendam selama 3-5 menit. Sebenarnya lebih baik meminum teh asli daripada teh instan, karena kadar antioksidannya lebih tinggi.


Untuk mengetahui manfaat dari teh lihat penjelasan sebagai berikut :

1. Teh Putih untuk perawatan kulit

Kandungan antioksidan paling tinggi bisa ditemukan dalam Teh Putih yang dibuat dari tunas tanaman teh. Selain mencegah efek penuaan dini, antioksidan yang tinggi dalam Teh Putih juga mencegah keriput karena bisa melindungi 2 protein yang menjaga elastisitas kulit yakni elastin dan kolagen.

2. Teh Rooibos untuk mengatasi kurang darah

Gejala letih lesu akibat kurang darah bisa diatasi dengan teh rooibos, teh herbal asal Afrika Selatan yang dibuat dari semak-semak. Jenis teh ini paling banyak mengandung tennin, flavonoid yang mampu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan.

3. Teh Oolong untuk mencegah gigi berlubang

Jenis teh herbal asal China ini paling banyak mengandung catechin, senyawa antimikroba yang bisa mencegah karies atau gigi berlubang. Jenis teh lain yang memiliki khasiat antimikroba yang paling mendekati Teh Oolong adalah Teh Hitam.

4. Teh Chamomile untuk menjaga tekanan darah

Menurut sebuah penelitian di Jepang, konsumsi Teh Chamomile tanpa gula setiap hari bisa mencegah risiko komplikasi diabetes. Salah satunya adalah peningkatan tekanan darah yang bisa memicu kerusakan saraf dan gangguan penglihatan.

5. Teh Hitam untuk kekuatan tulang


Dibanding jenis teh lainnya, Teh Hitam atau disebut juga Teh Cuppa punya manfaat paling beragam. Selain paling ampuh meredakan stres dan kadar kolesterol, Teh Hitam juga baik untuk tulang karena kaya akan mineral mangan dan fluoride.


6. Teh Hijau untuk melangsingkan tubuh

Penelitian di Jepang membuktikan, minum secangkir Teh Hijau tiap hari bisa meningkatkan metabolisme makanan di dalam tubuh. Jenis teh ini paling banyak mengandung epigallocatechin gallate, senyawa yang bisa meluruhkan lemak dan kolesterol jahat

7. Teh Peppermint untuk gangguan pencernaan

Nyeri perut dan diare yang menyertai sindrom iritasi usus bisa diredakan dengan minyak peppermint yang terdapat dalam Teh Peppermint. Secangkir Teh Peppermint yang rasanya mirip balsam mentol ini bisa mengurangi kontraksi otot perut yang meningkat akibat ketika terjadi iritasi di usus.



Beberapa Jenis Teh

1. Teh Oloong

Teh dari Taiwan yang dibuat lewat proses semi fermentasi. Warna teh ini hijau kecokelatan karena merupakan perpaduan anatara teh hitam dan teh hijau. Biasanya teh oolong dicampur aroma dan rasa buah peach.

2. Teh Hitam

Teh Hitam banyak berasal dari India dan China, dibuat dari proses penghancuran, penggilingan, fermentasi hingga pengeringan. Jenis-jenis teh hitam antara lain Fruity Darjeeling Tea, Kanoy Tea, New Season Assam, Fan Yong dan Bamboo Tea.
3. Teh Hijau

Teh yang berasal dari China ini dibuat tanpa melewati proses fermentasi. Kandungan antioksidan dalam teh hijau, tergolong paling tinggi diantara jenis teh lainnya.

4. Teh Beraroma

Teh hasil percampuran dengan bahan lain seperti rempah, kayu manis, daun mint, buah-buahan, aneka jenis bunga, seperti melati, gar-denia, mawar, teratai dan lain sebagainya. Contoh teh beraroma: Jasmine Tea, Rose Tea, dan Hibiscus Tea.


Kamis, 25 Agustus 2011

Me Vs Styrofoam (Permusuhan yang tak ada ujungnya)


Pernah melihat lautan Styrofoam meluas di pintu air dan aliran sungai?? Ya, seperti itulah nasib sungai-sungai yang mengalir di kota besar. Beraneka bentuk dan ukuran kemasan busa putih ini mengambang menutupi permukaan sungai dan menyumbat alirannya. Dan sudah bisa dipastikan, banjir menjadi menu rutin setiap kali hujan mengguyur.

Celakanya, seperti bersaing dengan kantung plastik kresek (yang juga telah menjadi beban lingkungan yang amat berat) penggunaan styrofoam sebagai kemasan makin marak saja. Mulai dari bubur ayam hingga ayam potong, mulai dari pedagang kaki lima hingga supermarket, semua keranjingan menggunakannya.

Namun, tahukah Anda bahwa barang ini terbuat dari bahan minyak bumi? Pada awalnya styrofoam diciptakan perusahaan kimia raksasa asal Amerika Serikat, Dow Chemical Company, pada awal 1940-an dengan nama polystyrene thermal insulation.

Sampai akhirnya styrofoam dengan kemampuan tidak tenggelamnya, memberi inisiatif grup penyelamat Amerika Serikat untuk membuat sebuah rakit penyelamat dari bahan ini. Inilah awal mula bahan ini menjadi sangat terkenal dan kemudian dikembangkan penggunaannya ke seluruh dunia sampai sekarang.

Lalu, bagaimana proses pembuatan si putih nan keras ini sebenarnya? Saeful Toni, Supervisor Kualitas Kontrol PT Izumi EPS Indonesia pada (4/8) mengungkapkannya kepada Eksplo. Styrofoam terbuat dari bahan baku bernama EPS (expandable polystyrene), yang mengandung gas pentene serta nepta.

Bahan baku tersebut sering disebut dengan nama prepuff, yang berbentuk butiran-butiran halus berwarna putih yang berukuran 0,1-3 milimeter. “Pentene itu merupakan gas pengembang, yang akan membuat prepuff menjadi membesar nantinya. Sedangkan nepta itu merupakan bahan minyak bumi yang membuat styrofoam menjadi mudah terbakar,” kata Toni.


Selanjutnya, proses berlanjut dengan memasukkan prepuff ke dalam mesin expander atau mesin pengembang dengan temperatur 102 derajat Celsius. Prepuff yang telah mengembang, disimpan ke dalam mesin silo selama 6-72 jam. Dalam mesin tersebut, prepuff akan dikeringkan, dan dikurangi kandungan gas pentene-nya.

“Kandungan gas pentene yang dikurangi sebesar tujuh persen. Tidak boleh terlalu kering karena akan merusak bahan karena susah merekat dan mudah pecah,” ungkapnya.

Dari mesin silo, prepuff akan ditransfer ke mesin injection styrofoam di mana prepuff terlebih dahulu akan disimpan dalam mesin hopper. Dari hopper, prepuff akan dipindahkan ke moulding (pencetakan) dengan menggunakan alat feeder, untuk dicetak sesuai ukuran dan bentuk yang dibutuhkan.

“Nah, styrofoam yang telah tercetak akan dicek kualitasnya oleh kontrol kualitas sebelum dipindah ke dalam drying room oven (ruang pengering). Ruang pengering tersebut bertemperatur 50-70 derajat Celsius,” ujarnya.

Menurut Toni, lama penyimpanan di ruang pengering maksimal selama tiga hari, sebelum akhirnya dikemas dalam poly bag untuk dikirimkan ke pelanggan. “Kalau lebih dari tiga hari styrofoam itu akan berjamur,” tukasnya.

Andi Soleh, pegawai bagian pemasaran PT Izumi mengungkapkan, untuk 5-15 tahun ke depan, styrofoam masih akan berjaya di pasaran meskipun penolakan terhadap produk ini semakin besar. Wieliyanto, Kepala Pemasaran UD Maju Bersama mendukungnya. Menurut dia, selama ini penjualan styrofoam dalam bentuk kemasan makanan sangat bagus di pasaran.

Untuk penetrasi pasar, produk styrofoam tidak memiliki banyak kendala. Kepraktisan produk ini serta harganya yang cukup murah membuatnya mudah diterima masyarakat.
Menurut dia, selama ini peluang bisnis penjualan produk ini sangat bagus. “Produk ini praktis dan murah. Kelebihan itu sangat disukai oleh pelaku bisnis,” tukasnya.

Lalu, siapa yang menjadi target pasar dari produk kemasan styrofoam ini? Wieliyanto menuturkan, pemakai produk ini sebagian besar berasal dari ekonomi menengah ke bawah, seperti tukang nasi goreng, atau bubur ayam. “Restoran kelas kakap, mana berani menggunakan, karena akan menjatuhkan pamor mereka,” ujarnya.

Tidak terbatas hanya untuk kemasan makanan, styrofoam juga kini dikembangkan untuk bahan bangunan. Meskipun dalam pengembangannya masih sedikit masyarakat yang berani mencoba inovasi ini.

Di sisi lain, styrofoam dianggap sebagai dalang penyebab kanker dan perusak lingkungan hidup. Banyak negara yang akhirnya menentang penggunaan produk ini di Negara mereka, termasuk Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Andi mengungkapkan bahwa sampai saat ini belum ada pemecahan dari limbah styrofoam ini, karena memang produk ini tidak bisa terurai di tanah. “Solusi kami adalah dengan mendaur ulang menjadi sesuatu yang lebih berguna seperti bahan campuran untuk membuat batako,” katanya.

Harga yang murah serta belum adanya pengganti styrofoam sebagai bahan kemasan, membuat produk satu ini tetap menjadi idola berbagai industri. “Industri elektronik tetap menggunakan produk satu ini, belum lagi pabrik tekstil, furnitur, dan otomotif. Sekarang ini kami lagi mengembangkan pada industri tekstil yang sedang ranum-ranumnya,” tuturnya.

Memang, sebagai kemasan Styrofoam sangat praktis, ringan dan membuat produk terlihat bersih dan rapih. Tidak hanya itu, untuk urusan menghemat ruang pajang pun, material ini juaranya. Semua produk bisa disusun tertib dan teratur dengan mudah.

Padahal, Styrofoam sudah jadi masalah bagi lingkungan sejak pembuatannya. Karena untuk menghasilkan foam biasanya dibutuhkan bantuan CFC yang sudah "terkenal" sebagai penyebab meluasnya lubang di laisan ozon bumi (memang, sudah ada Styrofoam yang dibuat tanpa CFC, tapi berapa banyak jumlahnya?).

Meskipun CFC telah digantikan dengan bahan yang bernama Oxodegradable Polystyrene. Polysterene sebetulnya merupakan bahan yang selama ini digunakan. Akan tetapi, untuk pembuatan produk yang ramah lingkungan, polystyrene ditambahkan oxium sehingga bersifat dapat terurai dalam waktu kurang dari 4 tahun.

Namun bagaimana dengan kemasan styrofoam yang tidak menggunakan oxium?? Setelah menjadi "bekas kemasan", bahaya lainnya pun mulai mengintip. Dibuang ke tanah tak dapat diurai sampai kapan pun, dibakar menghasilkan gas beracun, di buang ke sungai, banjir pun tak terelakkan.

Belum lagi bahayanya pada kesehatan kita, terutama saat styrofoam terkena panas, dia akan melepas zat berbahaya yang dapat mengganggu hormon, sistem saraf dan dalam beberapa kasus menyebabkan hilangnya kesadaran.

Sebenarnya ada banyak cara untuk mengurangi, bila belum dapat mengganti, penggunaan styrofoam ini, yaitu dengan bubur kertas (ingat tempat penyimpanan telur ayam?). Beberapa merek terkenal sudah menggunakan kemasan dari bubur kertas untuk membungkus produk mereka.

Melihat beban lingkungan yang ditimbulkan, sudah waktunya kita menolak penggunaan Styrofoam sebagai kemasan. Penolakan kita sebagai konsumen akan menjadi desakan bagi produsen untuk mencari alternatif kemasan yang lebih ramah lingkungan. Karena kita sudah muak dengan Banjir, Udara Kotor dan timbunan SAMPAH !!

(Dari berbagai sumber)

Dilema Sang Garam


Butiran putih ini seringkali tidak dianggap penting, sampai saat makanan tak terasa asin, baru garam dicari, agar selera makan tak menguap. Garam hanya satu dari banyak hal yang kita anggap kecil, tidak penting cenderung diabaikan. Padahal garam penting bagi tubuh (dalam jumlah yang tepat) dan erat kaitannya dengan nasib dan sumber penghidupan banyak orang.

Jejak garam dalam sejarah
  • Garam banyak muncul dalam berbagai istilah sehari-hari, seperti "bagai sayur tanpa garam" yang mewakili kata hambar, atau "asam digunung bertemu dengan garam dilaut" yang menggambarkan pertemuan dari kelompok yang berbeda.
  • Garam telah lama menjadi bagian dari kehidupan manusia, terutama untuk pengawet makanan. Panen garam yang dilakukan di permukaan danau Xiechi, Tiongkok telah dilakukan 6000 tahun sebelum Masehi. 
  • Perjanjian garam. Lazim dilakukan oleh masyarakat Timur Dekat yang menggunakan garam untuk mensyahkan perjanjian agar lebih kuat.
  • Di makam Mesir kuno, yang dibangun 3000 tahun sebelum Masehi, ditemukan dalam sesajinya.
  • Salary (gaji) berasal dari bahasa latin salarium, uang gaji para serdadu Romawi untuk membeli garam. Garam sempat dijadikan mata uang.
Produksi Garam Dunia

Produsen garam terbesar di dunia adalah China hampir 60 juta ton tahun, dengan pengembangan produk garam konsumsi (salt health), garam kesehatan (medical salt) dan salt shampoo.
Amerika (masing-masing 50 juta ton) kemudian diikuti dengan Jerman, India, Kanada, Australia, dan Meksiko.

Jadi, garam selain merupakan asupan penting bagi manusia, hewan bahkan juga tanaman. Garam merupakan pengawet yang efektif dan paling banyak digunakan di dunia. Bahkan, Mummy juga diawetkan dengan garam loh !!

Darah manusia memiliki 0,9% garam. Garam menjaga keseimbangan elektrolit di dalam maupun di luar sel. Kalau sedang diare kita disarankan untuk minum oralit yang mengandung garam dan gula untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Garam adalah antibiotik pertama di dunia. Garam pun juga banyak dimanfaatkan di dunia kecantikan, biasanya kaum wanita memanfaatkan garam saat melakukan ritual mandi atau mandi garam. Mandi garam ini dilakukan untuk mengobati kepenatan, dan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun dalam tubuh akan dibuang lewat pori-pori kulit dan keringat. Selain itu garam juga berkhasiat untuk mencerahkan kaki, menghilangkan pegal-pegal dan mencegah tumit yang kering dan pecah-pecah.

Garam memiliki dua sisi. Penting dan dibutuhkan tubuh dalam jumlah secukupnya, tetapi mengancam kesehatan kalau terlalu banyak. Mudah dibuat di negeri kepulauan seperti Indonesia, tetapi pemerintah justru memilih untuk impor garam hingga senilai 1 trilyun setahun.

Sudah saatnya kita serius mengurus garam !






Senin, 15 Agustus 2011

Workshop Menulis Kreatif



Sabtu hingga minggu (9 & 10 juli 2011) lalu, sebanyak tiga komunitas perwakilan dari Teens Go Green, Transformasi Hijau dan Jerami tampak meramaikan kantor Yayasan Air Putih di Sekretariat Kompleks Perumahan Depdikbud Kav. B5-20, JL. Pejaten Raya, Kel. Pejaten Barat, Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan. Kedatangan mereka adalah dalam rangka mengikuti Workshop Menulis Kreatif yang di fasilitasi oleh Teens Go Green bersama dengan Salma Indria Rahman dari RumahPohonActivity. Tujuannya agar peserta workshop ini nantinya memiliki kemampuan menangkap fenomena dan menuliskan artikelnya serta bagaimana cara mengemas informasi agar dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, kemudian mempublikasikannya ke media komunitasnya.

Kegiatan ini diikuti oleh anggota Teens Go Green (TGG), Transformasi Hijau (TRASHI), dan JERAMI (Jejak Ramah Bumi) yang dipilih sebanyak 15-20 anak berdasarkan sistem seleksi tulisan. Workshop ini digelar untuk memberikan peningkatan kapasitas bidang menulis, komunikasi, dan riset untuk mendukung verifikasi data yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan populer sehingga upaya penyampaian pesan dapat dipertanggung jawabkan. Agar nantinya bisa sharing informasi dan membentuk jaringan sistem informasi antar komunitas.

Materi workshop yang diberikan lebih banyak diskusi dan praktek membuat tulisan jurnalistik. Penting sekali membekali materi diskusi dan praktek ini, karena rata-rata peserta tidak percaya diri untuk membuat dan mempublikasikan tulisannya. Mereka pun juga diarahkan bagaimana menangkap fenomena yang bisa dianggap sebagai berita, kemudian menuliskannya menjadi sebuah artikel. Dan hasil yang diharapkan dari workshop ini adalah peserta mampu membuat satu tulisan populer dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga di akhir acara sebagai tindak lanjut kegiatan, peserta akan diberikan sebuah tugas untuk membuat satu tulisan dengan tema/isu sesuai dengan perwakilan komunitas masing-masing. Kedepan seperti semangat yang ditunjukkan para peserta, mereka akan membuat media penyalur kreativitas hasil dari tulisan komunitas mereka, agar apa yang mereka lakukan bisa diketahui orang lain serta masyarakat luas.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Pengharum Ruangan


Ruangan yang harum membuat penghuninya merasa nyaman berada di dalamnya. Namun siapa sangka pengharum ruangan yang banyak beredar di pasar mengandung lebih dari sekadar "Pengharum"?

Pengharum terkadang mengandung alkohol, aldehyde (bahan polutan yang bisa menyebabkan kanker, karsinogen) dan aromatic hydrocarbon yang dapat mengakibatkan iritasi pada mata dan sistem pernapasan. Selain itu juga bisa menghasilkan bahan kimia yang dapat mengacaukan hormon hingga alergi.

Kunci untuk menghasilkan rumah yang harum adalah dengan menghilangkan sumber dari bau yang mengganggu daripada menutupinya dengan pengharum.

  • Udara dapat dibuat lebih segar dengan mengatur vevtilasi : membuka jendela dan pintu untuk periode waktu tertentu dan menggunakan kipas angin jika diperlukan.
  • Untuk menghilangkan bau bekas dapur bisa dengan menggunakan cuka di sekeliling dapur.
  • Soda kue juga baik untuk menghilangkan bau.
  • Sabun mandi bekas bila dikumpulkan bisa menjadi pengharum, cukup keringkan dan kumpulkan dalam satu wadah, pengharum pun bisa digunakan.






Jumat, 12 Agustus 2011

Eco Friendly with Furoshiki


Furoshiki adalah kain berbentuk segi empat dengan beragam warna dan corak yang kerap digunakan untuk mengemas, menjinjing dan menyimpan barang-barang. Kerap digunakan sebagai pembungkus hadiah, dibentangkan di lantai sebagai alas lantai atau pun sekedar menjadi dekorasi ruangan.
Seni ataupun budaya ini diperkirakan mulai muncul dan populer pada masa Periode Edo(1615-1868). Furoshiki ini sangat populer karena sangat praktis dan bisa dipakai untuk membungkus berbagai macam barang baik berbentuk kotak polos persegi seperti kotak nasi sebagai bekal perjalan pada masa itu, berbagai benda berbentuk bulat seperti semangka ataupun benda berbentuk botol.
Pada masa itu tentu saja plastik belum di kenal sehingga furoshiki menjadi satu satunya alat yang memudahkan untuk membungkus sekaligus memudahkan untuk di bawa. Selain itu furoshiki pada jaman itu juga berfungsi sebagai handuk setelah mandi dalam menempuh perjalanan jauh. 

Yang menarik dari Furoshiki bukan cuma sebatas bungusannya saja, namun juga kain yang digunakan yaitu sangat kaya dengan bermotif, jadi mirip batik kalau di Indonesia. Jadi dengan cara unik ini, mereka secara tidak langsung sudah melestarikan budaya ragam hias, motif atau batik yang mereka miliki.
 Urusan lipat melipat, Bangsa Jepang memang ahlinya. Mulai dari origami sampai furoshiki, seni membungkus dengan menggunakan kain ini tidak hanya cantik tapi juga ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas atau plastik pembungkus.

Furoshiki tidak hanya digunakan untuk membungkus hadiah, tapi juga kerap kali dipakai untuk menenteng makanan, belanjaan, sampai buku dan laptop. Ya, saat ini anak muda Jepang tengh keranjingan menggunakan furoshiki sebagai pengganti tas. Dengan teknik lipat beraneka ragam dan kain yang demikian cantik, furoshiki memang sangat indah ditenteng kemana- mana. Tidak mengherankan bila kain yang digunakan sebagai pembungkus pun kini jadi lahan bisnis yang menggiurkan.



Hal yang terpenting dari furoshiki ini adalah konsep ‘penggunaan’ yang berulang. Furoshiki tidak untuk digunakan sekali pakai. Menggunakan furoshiki juga berarti mengurangi penggunaan materi baru untuk pengemasan sekaligus mengurangi pengunaan kemasan yang berlebihan. Sebagai tambahan para penggunanya juga memberikan kontribusi bagi penghematan sumber energi.

Jadi Ayo, kita coba menggunakan kain sebagai pembungkus. Sebenarnya sih sering juga dilakukan oleh nenek kita dulu, tapi mungkin kainnya kalah trendi dengan furoshiki, hihihi :D

(Dari berbagai sumber)

Rabu, 03 Agustus 2011

Isi Rimba tak ada tempat berpijak lagi

Raung buldozer
gemuruh pohon tumbang

berpadu dengan
jerit isi rimba raya

tawa kelakar
badut- badut
serakah

dengan HPH berbuat
semaunya

lestarikan alam
hanya celoteh
belaka

lestarikan alam
mengapa tidak dari dulu...

oh mengapa..

oh.. oh.. ooooo...

jelas kami kecewa

menatap rimba yang
dulu perkasa

kini tinggal cerita

pengantar lelap si
buyung

bencana erosi selalu
datang menghantui

tanah kering
kerontang

banjir datang itu
pasti

isi rimba tak ada
tempat berpijak lagi

punah dengan
sendirinya akibat
rakus manusia

lestarikan hutan
hanya celoteh
belaka

lestarikan hutan
mengapa tidak dari
dulu saja

oh.. oh... ooooo...

jelas kami kecewa

mendengar gergaji
tak pernah berhenti

demi kantong
pribadi

tak ingat rejeki
generasi nanti

bencana erosi selalu
datang menghantui

tanah kering
kerontang

banjir datang itu
pasti

isi rimba tak ada tempat
berpijak lagi

punah dengan
sendirinya akibat
"RAKUS MANUSIA"

http://www.youtube.com/watch?v=R8aXY9BFIZs&feature=share
(BY : Iwan Fals, album Opini)

CISADANE



Hamparan Pepohonan Pinus dan undakan Sawah,
membentang membingkai kecantikanmu..

Tenang..
riak- riak kecil..
terkadang ber'arus kuat dan deras,
itulah karaktermu

Dijaga..
disanjung..
dirawat..
dan dilestarikan,
merupakan harapan semua orang

Hari ini aku belajar banyak darimu
selama dua malam ini,
aku banyak menemukan inspirasi darimu

Aku senang berada disini
bertemu teman- teman baru
bercengkrama dengan mereka
berbagi pengalaman dengan semua

Dikala pagi,
Kita menghirup udara segar yang sama
Dikala siang,
meskipun matahari bersinar terik dan menyengat,
hanya terasa hangat ditubuhku
dan..
Dikala malam menggelayut,
suara- suara jangkrik lah yang menghantarkanku terlelap kealam mimpi
mengulang semua memory ketika ku menghabiskan hari
bercengkrama dengan alam..

Jujur..
terasa penat dan lelah memang,
namun semuanya terbayar dikala-ku membasuh sekujur tubuh-ku dengan airmu yang lembut

Semua yang telah kita jalani bersama
meskipun singkat, namun sangat bermakna bagiku

Akhir kata..

Teruslah mengalir Cisadane-ku..
tetaplah menjadi kebanggaan dan inspirasi
Gambaran keanggunan dan keelokan arusmu
akan terus terekam  di benak-ku

Sampai berjumpa lagi Cisadane
Suatu hari nanti kita pasti kembali :)


" Bencana, erosi selalu datang menghantui.. Tanah kering kerontang, banjir datang itu pasti.. Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi.. Punah dengan sendirinya, akibat RAKUS MANUSIA " 2x


Kutipan dari lirik lagu Iwan Fals (Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi, dari album Opini)
Iringan musik by : Arif (Komunitas Talang)