Jakarta kota beribu Pemimpi
Ribuan bahkan jutaan orang berbondong-bondong singgah.. ohh
tidak, bukan singgah melainkan menetap dan bermimpi disini
Disini dimana individualis, keegoisan, kesenjangan dan
kemerosotan moral tumbuh dengan suburnya
Sesak dengan ambisi
Pengap dengan kilauan asa
Ahh.. bau busuk dimana-mana
Kriminalitas dan, tikus-tikus berdasi lalu lalang dengan
santainya
Kau mau apa disini??
Tunjuk saja..
Apa yang kau inginkan pasti tersedia
Hukum hanya kedok dan formalitas belaka
Seragam para ke *parat hanya berupa pangkat dan gaji semata
Sumpah tak lagi berlaku disini
Hmm.. hotel prodeo kini menjadi trend dikalangan konglomerat
Ajaib sungguh, segalanya serba istimewa disana
Mewah dan berkelas
Kami yang kecil hanya ibarat sandal jepit yang di
injak-injak oleh keadilan
Prostitusi di depan mata
Ditiduri mereka para penguasa dan penegak hukum
Kerimbunan pohon kini berganti beton-beton menjulang
Kami seperti berada di dasar jurang para investor asing
Melahap segala kekayaan negeri ini
Akal dan hati tak lagi sejalan
Kerasukan iblis surgawi dunia
Hantu-hantu
menjadi selebrita di megapolitan
Menjadi kiblat bibit-bibit
pembangunan
Memporak-porandakan
etika dan khasanah budaya
Timur telah
menjadi barat
Hitam kini menjadi
pirang dan penuh aneka warna norak
Kami tergeser
oleh kaum urban
Miskin dan
terpinggir
Rumah kami di
bawah jembatan diatas kali yang dulu pernah jaya
Namun kini kumuh
oleh busa industry
Lakon dan
sandiwara politik heboh diperankan tiap tahun
Inikah ibuku?
Ibu dari kotaku………………………
#Juliana Priscilla Dewi
http://www.majalahinspirasi.net/2012/06/paradoks-kota.html
http://www.majalahinspirasi.net/2012/06/paradoks-kota.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar