Kini ku tau mengapa pelangi penuh akan warna
Aku senang sekali tertawa
Meski hatiku sebenarnya tercabik-cabik
Tersenyum merupakan favoritku
Ketika bibir ini menyimpulkan senyum
Segalanya terasa membaik
Dan kembali normal
Aku teringat akan pertanyaan seseorang
Pernahkah kamu berbicara dan bercerita dengan orang yang
paling dekat denganmu?
Tentu saja sering, jawabku
Aku sering berbincang dengan sahabat paling setia dihidupku
Yaitu binatang
Selain mereka aku tak percaya dengan siapa-siapa lagi
Ketika ketakutan dan tubuhku penuh dengan lebam membiru
hanya mereka pengobat segalanya
Sejujurnya aku tak ingin hidup lama disini
Banyak bau busuk ditiap kata yang kudengar
Dan aku seperti mayat hidup yang bernyawa
Namun seluruh organ perasanya telah turun mesin
Namun seluruh organ perasanya telah turun mesin
Terbalut dengan rasa benci kesedihan takut dan putus asa
Mungkin aku hanya bisa menari lewat jemari yang senantiasa
menorehkan lembar-lembar kata untuk melepaskan kekecewaan
Aku mulai sakit dan keracunan kata-kata penuh jejak
kesepian
Tak ada lagi penawar
Di tiap-tiap lorong kehidupanku hanya penuh topeng
Terus berusaha seperti tak terjadi apa-apa
Terus berusaha kuat
Bangkit
Namun mudah goyah dan tumbang
Warna dihidupku hanya satu
Hanya mereka alam dan isinya
Aku terus berusaha menjaga dan merawatnya
http://www.majalahinspirasi.net/2012/06/cukup-satu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar