Furoshiki adalah kain berbentuk segi empat dengan beragam warna dan corak yang kerap digunakan untuk mengemas, menjinjing dan menyimpan barang-barang. Kerap digunakan sebagai pembungkus hadiah, dibentangkan di lantai sebagai alas lantai atau pun sekedar menjadi dekorasi ruangan.
Seni ataupun budaya ini diperkirakan mulai muncul dan populer pada masa Periode Edo(1615-1868). Furoshiki ini sangat populer karena sangat praktis dan bisa dipakai untuk membungkus berbagai macam barang baik berbentuk kotak polos persegi seperti kotak nasi sebagai bekal perjalan pada masa itu, berbagai benda berbentuk bulat seperti semangka ataupun benda berbentuk botol.
Pada masa itu tentu saja plastik belum di kenal sehingga furoshiki menjadi satu satunya alat yang memudahkan untuk membungkus sekaligus memudahkan untuk di bawa. Selain itu furoshiki pada jaman itu juga berfungsi sebagai handuk setelah mandi dalam menempuh perjalanan jauh.
Yang menarik dari Furoshiki bukan cuma sebatas bungusannya saja, namun juga kain yang digunakan yaitu sangat kaya dengan bermotif, jadi mirip batik kalau di Indonesia. Jadi dengan cara unik ini, mereka secara tidak langsung sudah melestarikan budaya ragam hias, motif atau batik yang mereka miliki.
Urusan lipat melipat, Bangsa Jepang memang ahlinya. Mulai dari origami sampai furoshiki, seni membungkus dengan menggunakan kain ini tidak hanya cantik tapi juga ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan kertas atau plastik pembungkus.
Furoshiki tidak hanya digunakan untuk membungkus hadiah, tapi juga kerap kali dipakai untuk menenteng makanan, belanjaan, sampai buku dan laptop. Ya, saat ini anak muda Jepang tengh keranjingan menggunakan furoshiki sebagai pengganti tas. Dengan teknik lipat beraneka ragam dan kain yang demikian cantik, furoshiki memang sangat indah ditenteng kemana- mana. Tidak mengherankan bila kain yang digunakan sebagai pembungkus pun kini jadi lahan bisnis yang menggiurkan.
Hal yang terpenting dari furoshiki ini adalah konsep ‘penggunaan’ yang berulang. Furoshiki tidak untuk digunakan sekali pakai. Menggunakan furoshiki juga berarti mengurangi penggunaan materi baru untuk pengemasan sekaligus mengurangi pengunaan kemasan yang berlebihan. Sebagai tambahan para penggunanya juga memberikan kontribusi bagi penghematan sumber energi.
Jadi Ayo, kita coba menggunakan kain sebagai pembungkus. Sebenarnya sih sering juga dilakukan oleh nenek kita dulu, tapi mungkin kainnya kalah trendi dengan furoshiki, hihihi :D
(Dari berbagai sumber)
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar