Selasa, 20 Maret 2012

Launching Buku ketiga si "Kutu Loncat"

Jalan-jalan keseluruh penjuru negeri merupakan impian semua orang, namun untuk mewujudkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal itu pulalah yang dirasakan Nadine Chandrawinata. Berawal dari kesukaanya travelling bersama keluarga akhirnya dia memutuskan untuk travelling ala backpacker (perjalanan dengan budget minim) bersama sahabat-sahabatnya mengelilingi nusantara sampai penjuru negeri. 

Bertempat di Function Room, Gramedia Matraman, pada sabtu 17 maret 2012, kakak dari kembar Marcel dan Mischa Chandrawinata ini menggelar Launching catatan petualangannya dalam sebuah buku yang berjudul “Nadrenaline”. Di dalam buku ini Nadine bercerita suka dukanya selama berpetualang mengelilingi berbagai tempat berbeda hampir diseluruh negeri. “Saya sudah seperti kutu loncat, seminggu di pegunungan, seminggu di lautan dan seminggu di daratan. Begitulah saya menjalani hidup saya, selalu berada di tempat berbeda” Ujar perempuan pemilik tinggi badan 174 cm ini. 

“Pada dasarnya saya memang suka menulis dan memotret segala sesuatu yang menurut saya menarik. Dan pasti akan selalu saya tuangkan kedalam buku cokelat kecil yang selalu saya bawa ketika saya bepergian kemana pun”, tambah mantan Putri Indonesia 2005 ini. Di dampingi Riyani Djangkaru Nadine terlihat sangat semangat mempromokan buku yang dia tulis sendiri. Nadine ingin, tidak hanya ia sendiri yang dapat bercerita mengenai petualangan, namun dari buku ini Nadine ingin menyampaikan bahwa semua orang dapat bercerita, menulis menurut pengalamannya dan petualanganya masing-masing. “Saya ingin mengajak orang keluar dari kotak rumah, dan masuk ke kotak besar dunia”, tutur dia. 

Di dalam buku ini Nadine juga berkisah tentang pengalaman seru dan uniknya berkunjung ke berbagai Negara. “Saya pernah nyobain kecoa, belalang dan ulat goreng loh waktu di Bangkok tepatnya di daerah Soi Cowboy, rasanya ternyata gurih tapi kenyal-kenyal berlendir ketika dikunyah, hehe” kenang Nadine. Di cover depan buku ini telihat ada tiga warna dominan yang menghiasi wajah Nadine. Menurut Nadine warna-warna tersebut memiliki filosofi tersendiri. Unsur kuning menggambarkan matahari terbit dan tenggelam di pagi dan sore hari yang memiliki arti mengawali dan menutup hari dengan semangat, “Besok adalah besok, dan hari ini adalah hadiah”, kemudian merah yang merupakan lambang berani, dan biru meskipun sedikit melambangkan kebebasan.

Meskipun perempuan berdarah jawa dan jerman ini sudah berpetualang keseluruh negeri tapi tetap menurut dia tempat yang paling nyaman dan tenang adalah di kamarnya. “Menurut saya kamar adalah tempat yang kita berantakin sendiri dan kita rapihkan sendiri, yaah memang rumah adalah tempat yang paling nyaman dan selalu ngangenin bagi saya”, ujarnya. 

Nadine sangat berterima kasih kepada Bentang Pustaka yang telah menawarkan dia untuk menulis dan menerbitkan sebuah buku, “Dari sini saya semakin terpacu untuk menerbitkan buku berikutnya”, tegas Nadine. Nadine bercerita bahwa proses pembuatan buku ini terbilang singkat, “Cuma sekitar empat bulan buku ini sudah rampung”, tandasnya. “Dan kini berbagai kisah dan petualangan yang saya alami sudah menjadi sebuah buku yang saya persembahkan untuk semua orang yang membacanya” tutup dara ayu tersebut.

Tim liputan : Juliana Priscilla Dewi & Wenny Saraswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar