Jalan-jalan keseluruh penjuru negeri merupakan impian semua
orang, namun untuk mewujudkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal
itu pulalah yang dirasakan Nadine Chandrawinata. Berawal dari kesukaanya
travelling bersama keluarga akhirnya dia memutuskan untuk travelling ala
backpacker (perjalanan dengan budget minim) bersama sahabat-sahabatnya
mengelilingi nusantara sampai penjuru negeri.
Bertempat di Function Room, Gramedia Matraman, pada sabtu 17
maret 2012, kakak dari kembar Marcel dan Mischa Chandrawinata ini menggelar
Launching catatan petualangannya dalam sebuah buku yang berjudul “Nadrenaline”. Di dalam buku ini Nadine
bercerita suka dukanya selama berpetualang mengelilingi berbagai tempat berbeda
hampir diseluruh negeri. “Saya sudah seperti kutu loncat, seminggu di
pegunungan, seminggu di lautan dan seminggu di daratan. Begitulah saya
menjalani hidup saya, selalu berada di tempat berbeda” Ujar perempuan pemilik
tinggi badan 174 cm ini.
“Pada dasarnya saya memang suka menulis dan memotret segala
sesuatu yang menurut saya menarik. Dan pasti akan selalu saya tuangkan kedalam
buku cokelat kecil yang selalu saya bawa ketika saya bepergian kemana pun”,
tambah mantan Putri Indonesia 2005 ini. Di dampingi Riyani Djangkaru Nadine
terlihat sangat semangat mempromokan buku yang dia tulis sendiri. Nadine ingin,
tidak hanya ia sendiri yang dapat bercerita mengenai petualangan, namun dari
buku ini Nadine ingin menyampaikan bahwa semua orang dapat bercerita, menulis
menurut pengalamannya dan petualanganya masing-masing. “Saya ingin mengajak
orang keluar dari kotak rumah, dan masuk ke kotak besar dunia”, tutur dia.
Di dalam buku ini Nadine juga berkisah tentang pengalaman
seru dan uniknya berkunjung ke berbagai Negara. “Saya pernah nyobain kecoa,
belalang dan ulat goreng loh waktu di Bangkok tepatnya di daerah Soi Cowboy,
rasanya ternyata gurih tapi kenyal-kenyal berlendir ketika dikunyah, hehe”
kenang Nadine. Di cover depan buku ini telihat ada tiga warna dominan yang
menghiasi wajah Nadine. Menurut Nadine warna-warna tersebut memiliki filosofi
tersendiri. Unsur kuning menggambarkan matahari terbit dan tenggelam di pagi
dan sore hari yang memiliki arti mengawali dan menutup hari dengan semangat, “Besok
adalah besok, dan hari ini adalah hadiah”, kemudian merah yang merupakan lambang
berani, dan biru meskipun sedikit melambangkan kebebasan.
Meskipun perempuan berdarah jawa dan jerman ini sudah
berpetualang keseluruh negeri tapi tetap menurut dia tempat yang paling nyaman
dan tenang adalah di kamarnya. “Menurut saya kamar adalah tempat yang kita
berantakin sendiri dan kita rapihkan sendiri, yaah memang rumah adalah tempat
yang paling nyaman dan selalu ngangenin bagi saya”, ujarnya.
Nadine sangat berterima kasih kepada Bentang Pustaka yang
telah menawarkan dia untuk menulis dan menerbitkan sebuah buku, “Dari sini saya
semakin terpacu untuk menerbitkan buku berikutnya”, tegas Nadine. Nadine
bercerita bahwa proses pembuatan buku ini terbilang singkat, “Cuma sekitar
empat bulan buku ini sudah rampung”, tandasnya. “Dan kini berbagai kisah dan
petualangan yang saya alami sudah menjadi sebuah buku yang saya persembahkan
untuk semua orang yang membacanya” tutup dara ayu tersebut.
Tim liputan : Juliana Priscilla Dewi & Wenny Saraswati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar