Pada kamis, 29 maret 2012 Metro tv kembali mengadakan roadshow untuk memperingati 8th Eagle Awards Documentary Competition dengan mengusung tema "Indonesia Tangguh" di Gedung Sertifikasi Guru, kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) rawamangun, jakarta timur. Acara ini dihadiri banyak peserta baik dari kampus UNJ sendiri maupun dari luar kampus, bahkan beberapa diantaranya ada peserta dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, menyempatkan diri untuk datang. Acara pertama dibuka dengan sambutan oleh Manager Metro tv Bapak Bambang Hamid. Kemudian sambutan dari Bapak Bejo Suyanto selaku rektor unj, beliau sangat mengapresiasi acara yg diadakan metro tv. “Kapanpun metro tv mengadakan acara disini, kami dengan senang hati mendukungnya, bahkan untuk pelatihan film dokumenter kami menyambut dengan senang hati,” Ujar pria berkharisma tersebut.
Setelah acara sambutan kemudian dilanjutkan dengan sesi nonton bareng 5 film dokumenter yang sempat berlaga di malam final kompetisi Eagle Awards 2010 tahun lalu. Diantaranya adalah Adeus Timor Larosei, Garamku Tak Asin Lagi, Mutiara Pesisir Pantai, Hutanku Sekolahku, dan terakhir film dari finalis yang berhasil menyabet piala Eagle Awards dengan kategori film dokumenter terbaik yaitu Presiden Abu-abu. Sesi selanjutnya diisi dengan talkshow yang dipandu oleh host dari Metro tv ''Prita Laura'' serta narasumber yang ahli dalam bidang dokumenter salah satunya mas Moriza selaku Produser Executif Metro tv dan Bapak Wira dosen videografi IKJ yang akan menjadi juri di Eagle Award kali ini. Syarat untuk mengikuti eagle award sangatlah mudah yaitu hanya dengan menuangkan ide kreatif yang unik dikemas dalam bentuk proposal yang akan diseleksi oleh para juri. Peserta yang terpilih akan dikarantina terlebih dahulu kemudian dipandu serta di dampingi dalam pembuatan videonya dan semua biaya pembuatan film yang diperkirakan mencapai 200 juta semua ditanggung pihak metro tv.
Film karya sutradara Mutiara Paramitha Andika dan Afied Riyadi mendapatkan apresiasi luar biasa dari pengunjung, ketika diberikan kesempatan untuk bertanya dan sharing ide, mereka terlihat sangat antusias dan interaktif menggunakan kesempatan itu. "Ada orang-orang tangguh diluar sana, ada orang-orang yang tidak bergantung pada pemerintah mereka bergerak sendiri dan tangguh membangun negerinya membangun orang-orang disekitarnya mereka berjuang sendiri untuk masa depan negerinya, dan itu sangat menarik jika dapat di capture dalam bingkai dokumenter," tambah prita.
Di akhir acara sutradara film Presiden Republik Abu-abu berharap "Makin banyak lagi sineas muda yang jeli dan dapat mengcapture hal-hal yang menarik yang ada disekitar kita. Gak perlu takut dan malu jika kita tidak memiliki basic mengenai pembuatan film dokumenter karena nanti kita akan di dampingi oleh tim profesional dari metro tv. Karena penilaian terhadap film tersebut didasarkan atas beberapa kriteria, yakni kesesuaian tema, keunikan ide, keutuhan cerita, sudut pandang pembuat cerita, serta sinematografi secara utuh," tutup muti dan afied di akhir perbincangan.
Tim Liputan : Juliana Priscilla Dewi & Arif Setiyawan