Senin, 30 Januari 2012

Dance of Revenge (D.O.R)


Hentakan music berirama cepat disertai gerakan tubuh serempak mengikuti irama music dj di setiap club-club malam itulah yang belakangan sedang menjamuri anak-anak muda di Jakarta bahkan di seluruh kota di Indonesia. Sebut saja salah satunya Komunitas Dance or Revenge. Komunitas ini sengaja dibentuk untuk mengumpulkan tiap personal yang memang menyukai shuffle dance, mereka biasa berkumpul serta sharing dan mempraktekkan gerakan terbaru mereka di Tugu Proklamasi, Jakarta.

Melbourne Underground Scene, Australia merupakan tempat berawal shuffle dance diperkenalkan semenjak tahun 80-an. Dance yang mengandalkan gerakan tumit dan kaki dengan tempo yang cepat ini memberi kesan seakan gerakan tersebut menempel ke lantai dan memang mulai digilai anak muda sejak tahun 2009 lalu.


 
“Kita biasanya kumpul di tamprok dari jam 3 s/d 5 sore buat latihan sekalian kopi darat”, tutur feri selaku ketua komunitas. Yaa emang sih komunitas ini baru banget dibentuk yaitu pada tanggal 27 november 2011 dan anggotanya pun juga dari temen-temen sekolah juga. Feri menjelaskan sebenarnya gerakan shuffle cukup mudah, terutama untuk gerakan dasarnya karena mengandalkan kaki seperti running dan tinggal menambahkan koreo saja.

Komunitas DOR mencoba mengkombinasikan beberapa gerakan enggak hanya terpaku pada shuffle dancenya saja tapi kami juga menyisipkan gerakan dangdut, jumps tale, gerakan tangan/robotic, ungkap feri yang mengaku tertarik pada shuffle dance ketika nongkrong di taman menteng.

Saya belajar shuffle otodidak, dari liat youtube, maen ke klub shuffle terus coba-coba sendiri gerakannya sampai mendirikan komunitas dor ini. 


Meskipun kami belum mengikuti kompetisi atau kejuaraanshuffle apapun tapi kami cukup bangga ketika kami perform untuk pertama kalinya di SMA Dewi Sartika. Harapan kami sih kepengennya shuffle banyak dikenal dan berkembang lagi serta komunitas kami banyak dikenal oleh masyarakat, ungkap feri sembari mempromokan grup mereka di facebook dan twitter.


Sabtu, 14 Januari 2012

RUMAH BEBAS TOKSIN, KENAPA TIDAK??

Tentu kita tak akan mau jika rumah yang kita tempati dipenuhi toksin yang berbahaya !!

Banyak pembarsih rumah mengandung berbagai toksin bahkan karsinogen yang bisa meresap ke dalam air tanah rumah Anda. Coba bersihkan perkakas rumah Anda dengan kombinasi air, soda kue, dan cuka.

Lepas alas kaki Anda jika masuk ke dalam rumah. Aanda tak akan tahu berapa banyak kotoran yang mengandung kuman, bakteri, atau toksin yang bisa masu ke rumah Anda.

Ganti lampu pijar dengan lampu neon. Selain lampu pijar lebih boros, kadang-kadang di lampu pijar sering ditemukan kandungan merkuri.
Selain itu Anda juga dapat memelihara tanaman hias Sansevieria atau dikenal juga dengan sebutan Lidah Mertua adalah tanaman antipolutan dan juga penangkal radiasi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Sanseveira mampu menyerap 107 jenis racun. Termasuk racun-racun yang terkandung dalam polusi udara (karbonmonoksida), racun rokok (nikotin), bahkan radiasi nuklir.


Riset lainnya dapat disimpulkan bahwa untuk ruangan seluas 100m3 cukup ditempatkan Sansevieria Lorentii dewasa berdaun 5 helai agar ruangan itu bebas polutan.

Ciri spesifik yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang luas, sangat resisten terhadap gas udara yang berbahaya (polutan), bahkan mampu menyerapnya sehingga di daerah berlalu lintas padat.

Dan di dalam ruangan yang penuh dengan asap nikotin dimanfaatkan sebagai antipolutan (air freshener). Sementara di Afrika getah Sansevieria dimanfaatkan sebagai anti racun ular dan serangga.

Sebagai tanaman hias sansevieria sangat mudah dirawat dan tidak membutuhkan banyak lahan. Sansiveria (lidah mertua) memang sering kita temui di pekarangan rumah di kampung-kampung, baik itu ditanam di sekitar pagar maupun di dalam pot, tetapi mungkin kita belum banyak mengetahui akan salah satu fungsinya yang anti polutan dan radiasi, jadi bagi yang belum buruan kita tanam di rumah kita.

MEREKA TERANCAM PUNAH

Ria Saryanthi, Conservation Programme Manager Burung Indonesia, mengatakan bahwa kerusakan hutan telah mengganggu ekosistem alam yang tertata dan mengancam kehidupan manusia.

Bayangkan, 40 juta penduduk Indonesia bergantung secara langsung pada sumber daya hutan (kayu, rotan, kayu bakar) ditambah lagi jutaan penduduk lain yang mendapatkan manfaat secara tidak langsung.

Sumatra dan Kalimantan adalah wilayah yang hutannya mendapatkan tekanan paling berat. Bahkan sejak tahun 1990, tutupan hutan dataran rendah Sumatra dan Kalimantan berkurang hingga 41%.

Itu masalah serius. Jika lahan hutan semakin terkikis habis, begitu juga dengan makhluk hidup yang ada di dalamnya, termasuk spesies burung. Sekitar 50% jenis burung di dunia terancam punah, termasuk di Indonesia.

Jenis-jenis burung yang terancam punah antara lain merpati hutan (Columba sp.), uncal (Macropygia sp.), delimukan (Chalcopaps sp.dan Gallicolumba sp.) pergam (Ducula sp.), dan walik (Ptilinopus sp.), keluarga merpati yang memiliki ketergantungan sangat tinggi dengan habitat hutan. Setidaknya ada 122 jenis burung terancam punah di Indonesia.
 

SERAGAM CINTA BUMI

Menyambut Hari Bumi 22 April 2011 lalu, Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) memberi kontribusi nyata untuk menyelamatkan bumi dengan membuat seragam karyawan dari bahan daur ulang plastik dan kapas organik.

Sejak 1 April 2011, 10 ribu karyawan CCAI memakai eco-uniform. Bahan daur ulang yang digunakan adalah polyethylene terephthalate, bahan plastik untuk membuat kemasan CCAI. CCAI juga menggandeng Quicksilver untuk menjadikan seragam yang dibuat berkualitas, nyaman dipakai dan aman untuk kulit.

"Melalui eco-uniform, kami ingin memberi sinyal ke organisasi lain bahwa ada cara alternatif untuk ramah lingkungan," kata Bruce Waterfield, Business Service Director CCAI dalam konferensi pers.

Senin, 09 Januari 2012

SEPAK TERJANG SUATU KOMUNITAS FOTOGRAFI DALAM PERKEMBANGAN DUNIA FOTOGRAFI DI INDONESIA


Fotografi adalah hobby yang memang sedang marak digandrungi masyarakat Indonesia terutama di Jakarta. Di era yang semakin modern dan berkembang ini berbagai kalangan baik atas, menengah maupun bawah sudah bisa dipastikan sangat familiar dengan kata fotografi istilahnya dunia narsis atau foto-foto lah nah dari situ pulalah kami tertarik untuk mengenal lebih dekat mengenai dunia fotografi, dan subjek kami tertuju pada komunitas yang bergelut di dunia tersebut yang tak lain adalah “Fotografi”.

Friday Night Community (FNC) begitulah komunitas ini biasa disebut. Sama sekali ga ada kata fotografinya ya?? Tapi memang inilah nama komunitas mereka. Komunitas yang berdiri pada 17 juni 2009 ini merupakan wadah silaturahmi antar penghobby dunia fotografi terutama yang ingin melepaskan penat dari keramaian dan kemacetan ibukota, karena memang komunitas ini “bergerak” pada malam hari atau lebih tepatnya jumat malam (malam sabtu).

Orang-orang yang menggagas berdirinya komunitas ini adalah Robert Nesth, Delyusrin, Krishna Andika, Syarif Rifly, Deni Yulian, Widi Paymeans, Jousha Yusuf dan Gatot Nugroho. Komunitas yang memiliki sekitar 822 member di jejaring social facebook ini memiliki beragam aktivitas yaitu Gathering, hunting, workshop, charity, dan masih banyak lagi. “Friday Night Community merangkul siapa saja yang ingin bergabung dan belajar mengenai dunia fotografi tanpa memungut biaya alias “gratis”, palingan kalau ada kegiatan kita patungan antar member biar terlaksana acara yang mau kita bikin”. Ungkap salah satu anggota dari FNC tersebut. “Tapi beberapa acara belakangan ini disponsori oleh Sigma Fotografi Indonesia”, sambungnya lagi.

Komunitas yang memiliki slogan “Moto ga moto asalkan kumpul” ini tidak memiliki basecamp yang tetap tapi mereka biasa berkumpul di gedung sarinah tepatnya di food court hoka-hoka bento. Disitu mereka berkumpul dan sharing mengenai hasil foto atau tempat yang asyik untuk dijadikan objek jepretan. Mereka juga bekerja sama dengan beberapa agency model di Jakarta maupun di daerah jika mengadakan pemotretan model. UI, Sawarna, Kota tua, Bunderan HI, maupun studio pribadi merupakan lokasi-lokasi yang biasa mereka sambangi untuk pemotretan, baik indoor maupun outdoor. Mereka juga berinteraksi di dunia maya baik facebook, skype, twitter dan beberapa website forum fotografi.

Ketika ditanya apa saja prestasi yang pernah diraih oleh komunitas ini?? Om Gatot sesepuh dari komunitas ini menjawab, “kami memang belum memiliki prestasi yang waah, namun beberapa kali kami pernah diliput untuk sebuah majalah dan stasiun radio, wawancara di RRI dan beberapa media cetak maupun elektronik lainnya.” Namun kalau dari personal member sudah banyak yang meraih penghargaan dari ajang kompetisi fotografi yang dia ikuti, “tuturnya lagi”.

Friday Night Community banyak melalui suka dan duka selama komunitas ini berdiri, “cerita Om Gatot lagi”. Kalau sukanya, kami sering melibatkan public figure ketika pemotretan, sering pula mendapat kesan-kesan menyenangkan dari berbagai pihak baik kalangan media, pemerintahan dan restoran. Dan kalau dukanya, kami juga sering diusir satpam kalau ga izin dulu hunting di taman, pernah juga diomelin polisi pas hunting Jakarta sepi karena kami huntingnya di tengah-tengah jalanan dan mengganggu arus lalu lintas, “imbuhnya sambil terkekeh”.

Keinginan terbesar komunitas ini kedepanya adalah mereka ingin go internasional baik dari personal member maupun antar komunitas, dan jika ada yang tertarik bergabung bisa mampir di group Friday night Community melalui facebook atau juga bisa menghubungi Krishna di 085695315353.

Qwerty hilang di Busway


JAKARTA – Sore itu, Rabu 4 Januari 2011, seorang penumpang Bus Trans Jakarta terlihat bingung dan panik, disinyalir penumpang tersebut kehilangan benda berharga dari tasnya, benar saja tak beberapa lama kemudian penumpang tersebut yang diketahui bernama Diva (16) bersama teman lelakinya melaporkan kehilangan telepon genggamnya yang bermerek Nokia Qwerty.

“Kejadiannya sangat cepat, waktu itu saya ikut ngantri bareng penumpang lainya di halte harmoni, pas masuk dan mau duduk saya liat tas dan udah kebuka pas saya periksa cuma tinggal hp teman saya yang esia” ungkapnya. Setelah menyadari telepon genggamnya hilang segera saja diva melaporkanya pada petugas Bus Trans Jakarta yang saat itu sedang melaju menuju halte Roxy.

Beruntung petugas bus trans Jakarta TB -030 koridor 3 Harmony-Kalideres tersebut dengan sigap mengumumkan kehilangan tersebut dan akan segera melakukan pemeriksaan pada setiap shelter busway, namun sayang hingga bus trans mencapai shelter akhir tujuan kalideres telepon seluler diva tak ditemukan sama sekali, kemudian petugas meminta kejelasan kronologis peristiwa kehilangan tersebut kepada diva serta meminta maaf dan mengantarkan kembali diva beserta temannya untuk kembali menaiki busway menuju rumahnya di Jl. Haji Selok. Sayang saat tim kami berusaha meminta keterangan dari korban kehilangan di busway dihalang-halangi oleh petugas yang lain.


Tim Liputan: - Zulfah Kudo
- Juliana Priscilla Dewi
- Wenny Saras Wati Ningsih


KAMI BUKAN KRIMINAL !!


Jumat, 23 Desember 2011 kemarin, puluhan orang yang tergabung dalam Komunitas Punk menggelar aksi protes di depan patung Tugu Tani, Jakarta Pusat. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk rasa solidaritas terhadap Komunitas Punk di Aceh.

Mereka memulai aksi protes mereka dengan melakukan Long March berawal dari Taman Ismail Marzuki hingga Tugu Tani, aksi ini mereka lakukan sebagai bentuk rasa prihatin dan simpati komunitas punk se-Jabodetabek atas diskriminasi pemerintah daerah Aceh terhadap komunitas punk di aceh. Menurut mereka pemerintah daerah aceh sudah terlalu berlebihan melarang kebebasan berekspresi komunitas punk disana.

Selain melakukan aksi protes dan long march mereka juga membawa berbagai poster yang berisi ungkapan simpati mereka terhadap kondisi komunitas punk di aceh pernyataan dari isi poster yang mereka bawa diantaranya adalah Punk Not Enemy, Give Love Not Jail, Punk = Manusia dan Manusia punya Hak untuk Berekspresi.

Tampak pula beberapa anggota kepolisian bersiaga disana demi keamanan dan kelancaran serta mengantisipasi terjadinya konflik disana. Banyak pengguna jalan terlihat tersenyum dan menggeleng- gelengkan kepala melihat atribut komunitas punk yang terlihat nyentrik dan terkesan menyeramkan, namun ada pula yang ikut mengabadikan moment aksi protes tersebut.

Aksi tersebut berlangsung tertib dan lancar meskipun sedikit menimbulkan kemacetan. Dan aksi tersebut diakhiri dengan kembali melakukan long march dari tugu tani menuju taman ismail marzuki kembali.

Hanya "AKU"





Tak ada yang tau kesedihanku
Tak ada yang tau kegundahanku

Aku yakin itu
Tak akan ada yang tau

Aku menyimpanya dengan sangat baik
Aku menyembunyikanya dengan sangat hati-hati

Aku yakin itu
Tak akan ada orang yang tau

Aku terpuruk dalam kesendirian
Aku terjatuh dalam kehampaan
Aku tak bisa lagi menangis
Aku hanya bisa meratapi rongga-rongga kosong dalam hatiku

Aku yakin itu
Orang-orang tak akan tau semua itu !